SISTEMATIKA PENULISAN PROPOSAL PENELITIAN
BAB
I PENDAHULUAN
Pendahuluan
berisi gambaran
awal dari penelitian yang akan dilakukan. Isi bab pendahuluan adalah sebagai
berikut:
1.1.
Latar
belakang
-
berisi fakta-fakta yang ditemukan di
masyarakat yang mengandung suatu permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian
tersebut.
-
berisi kondisi yang ideal / seharusnya
(didasarkan pada pendapat para ahli) atau pemikiran-pemikiran mengenai
pentingnya suatu masalah untuk dipecahkan atau dicarikan solusinya dalam
penelitian ini.
-
berisikan
penguraian dari dasar pemikiran (dari para ahli) atau alasan diadakannya suatu
kegiatan ditinjau dari berbagai segi, juga diuraikan proses interaksi
sebab-akibat dari tinjauan secara umum kegiatan tersebut.
-
Perbandingan
antara kondisi faktual yang terdapat di masyarakat dengan kondisi ideal yang dipaparkan
oleh para ahli untuk mempertegas adanya suatu permasalahan. Maka, peneliti menyimpulkan
akan meneliti permasalahan tersebut.
1.2.
Pembatasan masalah
-
berisi
hal-hal atau masalah-masalah yang akan dibahas dalam penelitian.
-
membatasi
ruang lingkup permasalahan yang diambil peneliti. Hal ini dilakukan agar
pembahasan tidak terlalu luas kepada aspek-aspek yang jauh dari relevan
sehingga penelitian bisa lebih fokus untuk dilakukan. Batasan masalah berati
pemilihan satu atau dua masalah dari beberapa masalah yang sudah
teridentifikasi.
Cara membatasi masalah antara
lain:
-
Membatasi
(memilih satu atau dua) masalah yang akan diteliti (pilih satu atau dua dari
yang sudah diidentifikasi).
-
Menegaskan
pengertiannya.
1.3.
Perumusan
masalah
-
berisi
kalimat pertanyaan riset yang ditulis secara singkat dan jelas.
-
merupakan
pertanyaan penelitian, yang umumnya disusun dalam bentuk kalimat tanya.
pertanyaan-pertanyaan tersebut akan menjadi arah ke mana sebenarnya penelitian
akan dibawa, dan apa saja sebenarnya yang ingin dikaji / dicari tahu oleh si
peneliti.
-
Masalah
yang dipilih harus memenuhi kriteria :
·
“researchable”
dalam arti masalah tersebut dapat diselidiki.
·
Perumusannya
jelas
·
terdapat
variabel-variabel apa yang akan diukur dan apakah ada alat-alat ukur yang
sesuai untuk mencapai tujuan penelitian.
Cara merumuskan masalah antara
lain:
- Permasalahan adalah kesenjangan (gap) antara das
sollen (apa yang seharusnya) dan das sein ( apa yang ada)
- Uraikan pendekatan konsep untuk menjawab masalah
yang diteliti, hipotesis yang akan diuji atau dugaan yang akan dibuktikan.
Dalam perumusan masalah dapat dijelaskan defenisi, asumsi, dan lingkup yang
menjadi batasan penelitian.
- Telah memunculkan konsep-konsep tertentu. Misal :
attitudes, social distence, effectiveness, credibility, dll.
1.4.
Tujuan
penelitian
-
berisi tujuan yang ingin dicapai dalam melakukan penelitian
dan informasi mengenai siapa saja yang dapat menggunakan hasil
penelitian dan untuk apa.
-
Tujuan
penelitian mencakup langkah – langkah dari penelitian yang akan dilakukan.
Dalam pembuatan proposal penelitian, tujuan dapat dilakukan secara singkat
seperti untuk menjajaki, menguraikan, menerapkan, mengidentifikasi,
menganalisis, membuktikan atau membuat prototype.
-
Tujuan
penelitian dibedakan menjadi Tujuan umum dan khusus. Tujuan umum, berisi
tentang hal yg akan dicapai pada akhir penelitian, yaitu menjawab masalah
penelitian. Sedangkan Tujuan khusus, berisi penjabaran tentang hal yang akan
dicapai untuk memenuhi/mencapai tujuan umum, yaitu merupakan tahap-tahap yang
akan dilakukan dalam penelitian.
1.5.
Manfaat
penelitian
Manfaat
penelitian merupakan dampak dari pencapaian tujuan. Manfaat penelitian
mengungkapkan secara spesifik kegunaan yang hendak dicapai dari dua aspek,
yaitu :
- Aspek teoretis (keilmuan) dengan menyebutkan
kegunaan teoretis apa yang dapat dicapai dari masalah yang diteliti.
- Aspek praktis (guna laksana) dengan menyebutkan
kegunaan apa yang dapat dicapai dari penerapan pengetahuan yang dihasilkan
penelitian ini.
BAB
II LANDASAN TEORI
Pembahasan pada Bab II ini adalah
landasan teori / tinjauan pustaka yang berisi
2.1 Landasan teori / tinjauan pustaka
- merupakan
ungkapan teori-teori yang dipilih untuk memberikan landasan yang kuat terhadap
permasalahan penelitian dan mempunyai relevansi yang erat dengan alternatif
penyelesaian masalah yang dipilih. Tinjauan pustaka dapat berisi hal-hal
berikut:
a.
Deskripsi
teori, menjelaskan teori-teori
berhubungan dengan masalah-masalah yang akan dipecahkan dalam penelitian.
b.
Penelitian
terdahulu, rujukan
dari hasil penelitian sejenis yang telah dilakukan oleh peneliti terdahulu
-
kegiatan
yang meliputi mencari, membaca, dan menelaah laporan-laporan penelitian dan
bahan pustaka yang memuat teori-teori yang relevan dengan penelitian yang akan
dilakukan. Penelitian biasanya diawali dengan ide-ide atau gagasan dan
konsep-konsep yang dihubungkan satu sama lain melalui hipotesis tentang
hubungan yang diharapkan. Ide-ide dan konsep-konsep untuk penelitian dapat
bersumber dari gagasan peneliti sendiri dan dapat juga bersumber dari sejumlah
kumpulan pengetahuan hasil kerja sebelumnya (literatur atau pustaka). Literatur
atau bahan pustaka ini kemudian dijadikan sebagai referensi atau landasan
teoritis dalam penelitian.
2.2. Kerangka berpikir
- menjelaskan secara teori hubungan
antara variabel yang akan diteliti dan disajikan dalam bentuk diagram alir pemikiran.
-
Kerangka
pemikiran adalah narasi (uraian) atau pernyataan (proposisi) tentang kerangka
konsep pemecahan masalah yang telah diidentifikasi atau dirumuskan. Kerangka
berpikir atau kerangka pemikiran dalam sebuah penelitian kuantitatif, sangat
menentukan kejelasan dan validitas proses penelitian secara keseluruhan.
Melalui uraian dalam kerangka berpikir, peneliti dapat menjelaskan secara
komprehensif variabel-variabel apa saja yang diteliti dan dari teori apa
variabel-variabel itu diturunkan, serta mengapa variabel-variabel itu saja yang
diteliti. Uraian dalam kerangka berpikir harus mampu menjelaskan dan menegaskan
secara komprehensif asal-usul variabel yang diteliti, sehingga
variabel-variabel yang tercatum di dalam rumusan masalah dan identifikasi
masalah semakin jelas asal-usulnya.
- Pada dasarnya esensi kerangka pemikiran berisi:
1.
Alur
jalan pikiran secara logis dalam menjawab masalah yang didasarkan pada landasan
teoretik dan atau hasil penelitian yang relevan.
2.
Kerangka
logika (logical construct) yang mampu menunjukan dan menjelaskan masalah yang
telah dirumuskan dalam kerangka teori.
3.
Model
penelitian yang dapat disajikan secara skematis dalam bentuk gambar atau model
matematis yang menyatakan hubungan-hubungan variabel penelitian atau merupakan
rangkuman dari kerangka pemikiran yang digambarkan dalam suatu model. Sehingga
pada akhir kerangka pemikiran ini terbentuklah hipotesis.
- Dengan demikian, uraian atau paparan yang harus
dilakukan dalam kerangka berpikir adalah perpaduan antara asumsi-asumsi
teoretis dan asumsi-asumsi logika dalam menjelaskan atau memunculkan
variabel-variabel yang diteliti serta bagaimana kaitan di antara
variabel-variabel tersebut, ketika dihadapkan pada kepentingan untuk mengungkapkan
fenomena atau masalah yang diteliti.
- Di dalam menulis kerangka berpikir, ada tiga
kerangka yang perlu dijelaskan, yakni:
1.
kerangka
teoritis,
2.
kerangka
konseptual,
3.
kerangka
operasional.
- Kerangka teoritis atau paradigma adalah uraian yang
menegaskan tentang teori apa yang dijadikan landasan (grand theory) yang akan
digunakan untuk menjelaskan fenomena yang diteliti.
- Kerangka konseptual merupakan uraian yang
menjelaskan konsep-konsep apa saja yang terkandung di dalam asumsi teoretis
yang akan digunakan untuk mengabstraksikan (mengistilahkan) unsur-unsur yang
terkandung di dalam fenomena yang akan diteliti dan bagaimana hubungan di
antara konsep-konsep tersebut.
- Kerangka operasional adalah penjelasan tentang
variabel-variabel apa saja yang diturunkan dari konsep-konsep terpilih tadi dan
bagaimana hubungan di antara variabel-variabel tersebut, serta hal-hal apa saja
yang dijadikan indikator untuk mengukur variabel-variabel yang bersangkutan.
- Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut di
atas, maka dalam menyusun kerangka berpikir kita harus memulainya dengan
menegaskan teori apa yang dijadikan landasan dan akan diuji atau digambarkan
dalam penelitian kita. Lalu dilanjutkan dengan penegasan tentang asumsi
teoretis apa yang akan diambil dari teori tersebut sehingga konsep-konsep dan
variabel-variabel yang diteliti menjadi jelas. Selanjutnya, kita menjelaskan
bagaimana cara mengoperasionalisasikan konsep atau variabel-variabel tersebut
sehingga siap untuk diukur.
-
Walaupun
dalam kerangka berpikir itu harus terkandung kerangka teoretis, kerangka
konseptual, dan kerangka operasional, tetapi cara penguraian atau cara
pemaparannya tidak perlu kaku dibuat per sub bab masing-masing. Hal yang
penting adalah bahwa isi pemaparan kerangka berpikir merupakan alur logika
berpikir kita mulai dari penegasan teori serta asumsinya hingga munculnya
konsep dan variabel-variabel yang diteliti.
- Agar peneliti benar-benar dapat menyusun kerangka
berpikir secara ilmiah (memadukan antara asumsi teoretis dan asumsi
logika dalam memunculkan variabel) dengan benar, maka peneliti harus intens dan
eksten menelurusi literatur-literarur yang relevan serta melakukan kajian
terhadap hasil penelitian-penelitian terdahulu yang relevan, sehingga uraian
yang dibuatnya tidak semata-mata berdasarkan pada pertimbangan logika. Untuk
itu, dalam menjelaskan kerangka teoretisnya, peneliti mesti merujuk pada
literatur atau referensi serta laporan-laporan penelitian terdahulu.
- Selanjutnya secara sederhana penyusunan kerangka
berpikir dapat dilakukan dengan mengikuti langkah-langkah berikut:
·
Menentukan
paradigma atau kerangka teoretis yang akan digunakan, kerangka konseptual dan
kerangka operasional variabel yang akan diteliti.
·
Memberikan
penjelasan secara deduktif mengenai hubungan antarvariabel penelitian. Tahapan
berpikir deduktif meliputi tiga hal yaitu: (a) Tahap penelaahan konsep
(conceptioning), yaitu tahapan menyusun konsepsi-konsepsi (mencari
konsep-konsep atau variabel dari proposisi yang telah ada, yang telah
dinyatakan benar). (b) Tahap pertimbangan atau putusan (judgement), yaitu
tahapan penyusunan ketentuan-ketentuan (mendukung atau menentukan masalah
akibat pada konsep atau variabel dependen). (c) Tahapan penyimpulan (reasoning),
yaitu pemikiran yang menyatakan hal-hal yang berlaku pada teori, berlaku pula
bagi hal-hal yang khusus.
·
Memberikan
argumen teoritis mengenai hubungan antar variabel yang diteliti. Argumen
teoritis dalam kerangka pemikiran merupakan sebuah upaya untuk memperoleh
jawaban atas rumusan masalah. Dalam prakteknya, membuat argumen teoritis
memerlukan kajian teoretis atau hasil-hasil penelitian yang relavan. Hal ini
dilakukan sebagai petunjuk atau arah bagi pelaksanaan penelitian. Hal lain yang
perlu diperhatikan adalah, oleh karena argumen teoritis sebagai upaya untuk
memperoleh jawaban atas rumusan masalah, maka hasil dari argumen teoritis ini
adalah sebuah jawaban sementara atas rumusan masalah penelitian. Sehingga pada
akhirnya produk dari kerangka pemikiran adalah sebuah jawaban sementara atas
rumusan masalah (hipotesis).
·
Merumuskan
model penelitian. Model adalah konstruksi kerangka pemikiran atau konstruksi
kerangka teoretis yang diragakan dalam bentuk diagram dan atau
persamaan-persamaan matematik tertentu. Esensinya menyatakan hipotesis
penelitian. Sebagai suatu kontruksi kerangka pemikiran, suatu model akan
menampilkan: (a) jumlah variabel yang diteliti, (b) prediksi tentang pola
hubungan antar variabel, (c) dekomposisi hubungan antar variabel, dan (d) jumlah
parameter yang diestimasi.
2.3. Hipotesis
-
berdasarkan
pada hasil rumusan dari analisa kerangka berpikir yang dilakukan secara kritis
dan sistematis. Hipotesis yang diajukan tergantung pada penelitian yang akan dilakukan.
Karakteristik
Hipotesis yang Baik
Sebuah
hipotesis atau dugaan sementara yang baik hendaknya mengandung beberapa hal.
Hal – hal tersebut diantaranya :
1)
Hipotesis harus mempunyai daya penjelas
2)
Hipotesis harus menyatakan hubungan yang diharapkan ada di antara
variabel-variabel-variabel.
3)
Hipotesis harus dapat diuji
4)
Hipotesis hendaknya konsistesis dengan pengetahuan yang sudah ada.
5)
Hipotesis hendaknya dinyatakan sesederhana dan seringkas mungkin.
Berikut
ini beberapa penjelasan mengenai Hipotesis yang baik :
-
Hipotesis harus menduga Hubungan diantara beberapa variable
Hipotesis
harus dapat menduga hubungan antara dua variabel atau lebih, disini harus
dianalisis variabel-variabel yang dianggap turut mempengaruhi gejala-gejala
tertentu dan kemudian diselidiki sampai dimana perubahan dalam variabel yang
satu membawa perubahan pada variabel yang lain.
-
Hipotesis harus Dapat Diuji
Hipotesis
harus dapat di uji untuk dapat menerima atau menolaknya, hal ini dapat
dilakukan dengan mengumpulkan data-data empiris.
-
Hipotesis harus konsisten dengan keberadaan ilmu pengetahuan-
Hipotesis
tidak bertentangan dengan pengetahuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Dalam
beberapa masalah, dan terkhusus pada permulaan penelitian, ini harus
berhati-hati untuk mengusulkan hipotesis yang sependapat dengan ilmu
pengetahuan yang sudah siap ditetapkan sebagai dasar. Serta poin ini harus
sesuai dengan yang dibutuhkan untuk memeriksa literatur dengan tepat oleh
karena itu suatu hipotesis harus dirumuskan bedasar dari laporan penelitian
sebelumnya.
-
Hipotesis Dinyatakan Secara Sederhana
Suatu
hipotesis akan dipresentasikan kedalam rumusan yang berbentuk kalimat
deklaratif, hipotesis dinyatakan secara singkat dan sempurna dalam
menyelesaikan apa yang dibutuhkan peneliti untuk membuktikan hipotesis tersebut.
BAB
III METODOLOGI PENELITIAN
Metodologi
penelitian berisi
hal-hal berikut :
3.1. Jenis
Penelitian, bagian
yang berisi informasi jenis penelitian yang dilakukan. Jenis penelitian ini
dapat berupa penelitian kualitatif, penelitian kuantitatif.
Penelitian
kuantitatif
adalah penelitian yang melakukan analisisnya berdasarkan pada
data angka
dan menggunakan
statistik sebagai alat analisisnya.
Biasanya penelitian ini digunakan pada sampel yang
besar. Penelitian kualitatif adalah
penelitian yang pendekatannya tidak melalui prosedur statistik ataupun bentuk
perhitungan, tetapi melalui proses penyimpulan deduktif, induktif, dan logika
ilmiah. Data yang diperoleh biasanya berasal dari pengamatan, wawancara,
dokumen, buku, video, atau data yang telah dihitung untuk tujuan lain. Biasanya
penelitian ini digunakan pada sampel yang kecil.
3.2. Metode Penelitian, bagian yang menjelaskan metode
penelitian yang akan digunakan. Metode
penelitian yang digunakan antara
lain Survei :mencari keterangan
secara faktual, memperoleh fakta dari gejala yang ada, dilakukan terhadap
sampel atau populasi. Studi kasus
:memberi gambaran secara rinci tentang, latarbelakang, karakteristik yang khas
dari kasus, yang kemudian dijadikan suatu yang bersifat umum.
3.3. Tempat dan Waktu Penelitian,
bagian yang menjelaskan dimana saja lokasi penelitian dilaksanakan dan jadwal
waktu penelitian seberapa panjang.
3.4. Teknik Pengumpulan Data,
bagian ini menjelaskan
bagaimana pengumpulan data dari penelitian dilakukan, seperti menyebarkan
angket, mengukur dengan membandingkan sesuatu dengan alat ukur yang telah
ditentukan.
3.5. Variable Penelitian, berisi informasi mengenai variabel-variabel penelitian yang digunakan
dan diteliti, yaitu:
a. variabel
bebas/variabel pengaruh (independent
variable), faktor atau keadaan yang secara sengaja diubah sehingga
dapat diamati;
b. variabel
terikat/variable terpengaruh (dependent
variable), faktor atau keadaan yang dipengaruhi sebagai hasil dari
suatu perubahan dari variabel bebas;
3.6. Teknik Analisis Data,
bagian ini memberikan deskripsi bagaimana data penelitian dianalisis, biasanya mengunakan uji statistik,
atau secara induktif atau interprestasi.
.