Selasa, 29 Oktober 2013



SISTEMATIKA PENULISAN PROPOSAL PENELITIAN

BAB I             PENDAHULUAN
Pendahuluan berisi gambaran awal dari penelitian yang akan dilakukan. Isi bab pendahuluan adalah sebagai berikut:
1.1.            Latar belakang
-       berisi fakta-fakta yang ditemukan di masyarakat yang mengandung suatu permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian tersebut.
-       berisi kondisi yang ideal / seharusnya (didasarkan pada pendapat para ahli) atau pemikiran-pemikiran mengenai pentingnya suatu masalah untuk dipecahkan atau dicarikan solusinya dalam penelitian ini.
-       berisikan penguraian dari dasar pemikiran (dari para ahli) atau alasan diadakannya suatu kegiatan ditinjau dari berbagai segi, juga diuraikan proses interaksi sebab-akibat dari tinjauan secara umum kegiatan tersebut.
-       Perbandingan antara kondisi faktual yang terdapat di masyarakat dengan kondisi ideal yang dipaparkan oleh para ahli untuk mempertegas adanya suatu permasalahan. Maka, peneliti menyimpulkan akan meneliti permasalahan tersebut.

1.2.            Pembatasan masalah
-       berisi hal-hal atau masalah-masalah yang akan dibahas dalam penelitian.
-       membatasi ruang lingkup permasalahan yang diambil peneliti. Hal ini dilakukan agar pembahasan tidak terlalu luas kepada aspek-aspek yang jauh dari relevan sehingga penelitian bisa lebih fokus untuk dilakukan. Batasan masalah berati pemilihan satu atau dua masalah dari beberapa masalah yang sudah teridentifikasi.
Cara membatasi masalah antara lain:
-           Membatasi (memilih satu atau dua) masalah yang akan diteliti (pilih satu atau dua dari yang sudah diidentifikasi).
-           Menegaskan pengertiannya.
-           Memaparkan data-data yang memberikan gambaran lebih rinci.

1.3.            Perumusan masalah
-       berisi kalimat pertanyaan riset yang ditulis secara singkat dan jelas.
-       merupakan pertanyaan penelitian, yang umumnya disusun dalam bentuk kalimat tanya. pertanyaan-pertanyaan tersebut akan menjadi arah ke mana sebenarnya penelitian akan dibawa, dan apa saja sebenarnya yang ingin dikaji / dicari tahu oleh si peneliti.
-       Masalah yang dipilih harus memenuhi kriteria :
·           “researchable” dalam arti masalah tersebut dapat diselidiki.
·           Perumusannya jelas
·           terdapat variabel-variabel apa yang akan diukur dan apakah ada alat-alat ukur yang sesuai untuk mencapai tujuan penelitian.
Cara merumuskan masalah antara lain:
-       Permasalahan adalah kesenjangan (gap) antara das sollen (apa yang seharusnya) dan das sein ( apa yang ada)
-       Uraikan pendekatan konsep untuk menjawab masalah yang diteliti, hipotesis yang akan diuji atau dugaan yang akan dibuktikan. Dalam perumusan masalah dapat dijelaskan defenisi, asumsi, dan lingkup yang menjadi batasan penelitian.
-       Telah memunculkan konsep-konsep tertentu. Misal : attitudes, social distence, effectiveness, credibility, dll.

1.4.            Tujuan penelitian
-       berisi tujuan yang ingin dicapai dalam melakukan penelitian dan informasi mengenai siapa saja yang dapat menggunakan hasil penelitian dan untuk apa.
-       Tujuan penelitian mencakup langkah – langkah dari penelitian yang akan dilakukan. Dalam pembuatan proposal penelitian, tujuan dapat dilakukan secara singkat seperti untuk menjajaki, menguraikan, menerapkan, mengidentifikasi, menganalisis, membuktikan atau membuat prototype.
-       Tujuan penelitian dibedakan menjadi Tujuan umum dan khusus. Tujuan umum, berisi tentang hal yg akan dicapai pada akhir penelitian, yaitu menjawab masalah penelitian. Sedangkan Tujuan khusus, berisi penjabaran tentang hal yang akan dicapai untuk memenuhi/mencapai tujuan umum, yaitu merupakan tahap-tahap yang akan dilakukan dalam penelitian.
 
1.5.            Manfaat penelitian
Manfaat penelitian merupakan dampak dari pencapaian tujuan. Manfaat penelitian mengungkapkan secara spesifik kegunaan yang hendak dicapai dari dua aspek, yaitu :
-       Aspek teoretis (keilmuan) dengan menyebutkan kegunaan teoretis apa yang dapat dicapai dari masalah yang diteliti.
-       Aspek praktis (guna laksana) dengan menyebutkan kegunaan apa yang dapat dicapai dari penerapan pengetahuan yang dihasilkan penelitian ini.

BAB II            LANDASAN TEORI
Pembahasan pada Bab II ini adalah landasan teori / tinjauan pustaka yang berisi
2.1       Landasan teori / tinjauan pustaka
-       merupakan ungkapan teori-teori yang dipilih untuk memberikan landasan yang kuat terhadap permasalahan penelitian dan mempunyai relevansi yang erat dengan alternatif penyelesaian masalah yang dipilih. Tinjauan pustaka dapat berisi hal-hal berikut:
a.                  Deskripsi teori, menjelaskan teori-teori berhubungan dengan masalah-masalah yang akan dipecahkan dalam penelitian.
b.                  Penelitian terdahulu, rujukan dari hasil penelitian sejenis yang telah dilakukan oleh peneliti terdahulu
-       kegiatan yang meliputi mencari, membaca, dan menelaah laporan-laporan penelitian dan bahan pustaka yang memuat teori-teori yang relevan dengan penelitian yang akan dilakukan. Penelitian biasanya diawali dengan ide-ide atau gagasan dan konsep-konsep yang dihubungkan satu sama lain melalui hipotesis tentang hubungan yang diharapkan. Ide-ide dan konsep-konsep untuk penelitian dapat bersumber dari gagasan peneliti sendiri dan dapat juga bersumber dari sejumlah kumpulan pengetahuan hasil kerja sebelumnya (literatur atau pustaka). Literatur atau bahan pustaka ini kemudian dijadikan sebagai referensi atau landasan teoritis dalam penelitian.

2.2.        Kerangka berpikir
-       menjelaskan secara teori hubungan antara variabel yang akan diteliti dan disajikan dalam bentuk diagram alir pemikiran.
-       Kerangka pemikiran adalah narasi (uraian) atau pernyataan (proposisi) tentang kerangka konsep pemecahan masalah yang telah diidentifikasi atau dirumuskan. Kerangka berpikir atau kerangka pemikiran dalam sebuah penelitian kuantitatif, sangat menentukan kejelasan dan validitas proses penelitian secara keseluruhan. Melalui uraian dalam kerangka berpikir, peneliti dapat menjelaskan secara komprehensif variabel-variabel apa saja yang diteliti dan dari teori apa variabel-variabel itu diturunkan, serta mengapa variabel-variabel itu saja yang diteliti. Uraian dalam kerangka berpikir harus mampu menjelaskan dan menegaskan secara komprehensif asal-usul variabel yang diteliti, sehingga variabel-variabel yang tercatum di dalam rumusan masalah dan identifikasi masalah semakin jelas asal-usulnya.
-       Pada dasarnya esensi kerangka pemikiran berisi:
1.        Alur jalan pikiran secara logis dalam menjawab masalah yang didasarkan pada landasan teoretik dan atau hasil penelitian yang relevan.
2.        Kerangka logika (logical construct) yang mampu menunjukan dan menjelaskan masalah yang telah dirumuskan dalam kerangka teori.
3.        Model penelitian yang dapat disajikan secara skematis dalam bentuk gambar atau model matematis yang menyatakan hubungan-hubungan variabel penelitian atau merupakan rangkuman dari kerangka pemikiran yang digambarkan dalam suatu model. Sehingga pada akhir kerangka pemikiran ini terbentuklah hipotesis.
-       Dengan demikian, uraian atau paparan yang harus dilakukan dalam kerangka berpikir adalah perpaduan antara asumsi-asumsi teoretis dan asumsi-asumsi logika dalam menjelaskan atau memunculkan variabel-variabel yang diteliti serta bagaimana kaitan di antara variabel-variabel tersebut, ketika dihadapkan pada kepentingan untuk mengungkapkan fenomena atau masalah yang diteliti.
-       Di dalam menulis kerangka berpikir, ada tiga kerangka yang perlu dijelaskan, yakni:
1.        kerangka teoritis,
2.        kerangka konseptual,
3.        kerangka operasional.
-     Kerangka teoritis atau paradigma adalah uraian yang menegaskan tentang teori apa yang dijadikan landasan (grand theory) yang akan digunakan untuk menjelaskan fenomena yang diteliti.
-     Kerangka konseptual merupakan uraian yang menjelaskan konsep-konsep apa saja yang terkandung di dalam asumsi teoretis yang akan digunakan untuk mengabstraksikan (mengistilahkan) unsur-unsur yang terkandung di dalam fenomena yang akan diteliti dan bagaimana hubungan di antara konsep-konsep tersebut.
-     Kerangka operasional adalah penjelasan tentang variabel-variabel apa saja yang diturunkan dari konsep-konsep terpilih tadi dan bagaimana hubungan di antara variabel-variabel tersebut, serta hal-hal apa saja yang dijadikan indikator untuk mengukur variabel-variabel yang bersangkutan.
-       Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut di atas, maka dalam menyusun kerangka berpikir kita harus memulainya dengan menegaskan teori apa yang dijadikan landasan dan akan diuji atau digambarkan dalam penelitian kita. Lalu dilanjutkan dengan penegasan tentang asumsi teoretis apa yang akan diambil dari teori tersebut sehingga konsep-konsep dan variabel-variabel yang diteliti menjadi jelas. Selanjutnya, kita menjelaskan bagaimana cara mengoperasionalisasikan konsep atau variabel-variabel tersebut sehingga siap untuk diukur.
-       Walaupun dalam kerangka berpikir itu harus terkandung kerangka teoretis, kerangka konseptual, dan kerangka operasional, tetapi cara penguraian atau cara pemaparannya tidak perlu kaku dibuat per sub bab masing-masing. Hal yang penting adalah bahwa isi pemaparan kerangka berpikir merupakan alur logika berpikir kita mulai dari penegasan teori serta asumsinya hingga munculnya konsep dan variabel-variabel yang diteliti.
-       Agar peneliti benar-benar dapat menyusun kerangka berpikir secara  ilmiah (memadukan antara asumsi teoretis dan asumsi logika dalam memunculkan variabel) dengan benar, maka peneliti harus intens dan eksten menelurusi literatur-literarur yang relevan serta melakukan kajian terhadap hasil penelitian-penelitian terdahulu yang relevan, sehingga uraian yang dibuatnya tidak semata-mata berdasarkan pada pertimbangan logika. Untuk itu, dalam menjelaskan kerangka teoretisnya, peneliti mesti merujuk pada literatur atau referensi serta laporan-laporan penelitian terdahulu.
-       Selanjutnya secara sederhana penyusunan kerangka berpikir dapat dilakukan dengan mengikuti langkah-langkah berikut:
·         Menentukan  paradigma atau kerangka teoretis yang akan digunakan, kerangka konseptual dan kerangka operasional variabel yang akan diteliti.
·         Memberikan penjelasan secara deduktif mengenai hubungan antarvariabel penelitian. Tahapan berpikir deduktif meliputi tiga hal yaitu: (a) Tahap penelaahan konsep (conceptioning), yaitu tahapan menyusun konsepsi-konsepsi (mencari konsep-konsep atau variabel dari proposisi yang telah ada, yang telah dinyatakan benar). (b) Tahap pertimbangan atau putusan (judgement), yaitu tahapan penyusunan ketentuan-ketentuan (mendukung atau menentukan masalah akibat pada konsep atau variabel dependen). (c) Tahapan penyimpulan (reasoning), yaitu pemikiran yang menyatakan hal-hal yang berlaku pada teori, berlaku pula bagi hal-hal yang khusus.
·         Memberikan argumen teoritis mengenai hubungan antar variabel yang diteliti. Argumen teoritis dalam kerangka pemikiran merupakan sebuah upaya untuk memperoleh jawaban atas rumusan masalah. Dalam prakteknya, membuat argumen teoritis memerlukan kajian teoretis atau hasil-hasil penelitian yang relavan. Hal ini dilakukan sebagai petunjuk atau arah bagi pelaksanaan penelitian. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah, oleh karena argumen teoritis sebagai upaya untuk memperoleh jawaban atas rumusan masalah, maka hasil dari argumen teoritis ini adalah sebuah jawaban sementara atas rumusan masalah penelitian. Sehingga pada akhirnya produk dari kerangka pemikiran adalah sebuah jawaban sementara atas rumusan masalah (hipotesis).
·         Merumuskan model penelitian. Model adalah konstruksi kerangka pemikiran atau konstruksi kerangka teoretis yang diragakan dalam bentuk diagram dan atau persamaan-persamaan matematik tertentu. Esensinya menyatakan hipotesis penelitian. Sebagai suatu kontruksi kerangka pemikiran, suatu model akan menampilkan: (a) jumlah variabel yang diteliti, (b) prediksi tentang pola hubungan antar variabel, (c) dekomposisi hubungan antar variabel, dan (d) jumlah parameter yang diestimasi.

2.3.        Hipotesis
-     berdasarkan pada hasil rumusan dari analisa kerangka berpikir yang dilakukan secara kritis dan sistematis. Hipotesis yang diajukan tergantung pada penelitian yang akan dilakukan.
Karakteristik Hipotesis yang Baik
Sebuah hipotesis atau dugaan sementara yang baik hendaknya mengandung beberapa hal. Hal – hal tersebut diantaranya :
1) Hipotesis harus mempunyai daya penjelas
2) Hipotesis harus menyatakan hubungan yang diharapkan ada di antara variabel-variabel-variabel.
3) Hipotesis harus dapat diuji
4) Hipotesis hendaknya konsistesis dengan pengetahuan yang sudah ada.
5) Hipotesis hendaknya dinyatakan sesederhana dan seringkas mungkin.
Berikut ini beberapa penjelasan mengenai Hipotesis yang baik :
- Hipotesis harus menduga Hubungan diantara beberapa variable
Hipotesis harus dapat menduga hubungan antara dua variabel atau lebih, disini harus dianalisis variabel-variabel yang dianggap turut mempengaruhi gejala-gejala tertentu dan kemudian diselidiki sampai dimana perubahan dalam variabel yang satu membawa perubahan pada variabel yang lain.
- Hipotesis harus Dapat Diuji
Hipotesis harus dapat di uji untuk dapat menerima atau menolaknya, hal ini dapat dilakukan dengan mengumpulkan data-data empiris.
- Hipotesis harus konsisten dengan keberadaan ilmu pengetahuan-
Hipotesis tidak bertentangan dengan pengetahuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Dalam beberapa masalah, dan terkhusus pada permulaan penelitian, ini harus berhati-hati untuk mengusulkan hipotesis yang sependapat dengan ilmu pengetahuan yang sudah siap ditetapkan sebagai dasar. Serta poin ini harus sesuai dengan yang dibutuhkan untuk memeriksa literatur dengan tepat oleh karena itu suatu hipotesis harus dirumuskan bedasar dari laporan penelitian sebelumnya.
- Hipotesis Dinyatakan Secara Sederhana
Suatu hipotesis akan dipresentasikan kedalam rumusan yang berbentuk kalimat deklaratif, hipotesis dinyatakan secara singkat dan sempurna dalam menyelesaikan apa yang dibutuhkan peneliti untuk membuktikan hipotesis tersebut.

BAB III           METODOLOGI PENELITIAN
Metodologi penelitian berisi hal-hal berikut :
3.1.      Jenis Penelitian, bagian yang berisi informasi jenis penelitian yang dilakukan. Jenis penelitian ini dapat berupa penelitian kualitatif, penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang melakukan analisisnya berdasarkan pada data angka dan menggunakan statistik sebagai alat analisisnya. Biasanya penelitian ini digunakan pada sampel yang besar. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang pendekatannya tidak melalui prosedur statistik ataupun bentuk perhitungan, tetapi melalui proses penyimpulan deduktif, induktif, dan logika ilmiah. Data yang diperoleh biasanya berasal dari pengamatan, wawancara, dokumen, buku, video, atau data yang telah dihitung untuk tujuan lain. Biasanya penelitian ini digunakan pada sampel yang kecil.
3.2.      Metode Penelitian, bagian yang menjelaskan metode penelitian yang akan digunakan. Metode penelitian yang digunakan antara lain Survei :mencari keterangan secara faktual, memperoleh fakta dari gejala yang ada, dilakukan terhadap sampel atau populasi. Studi kasus :memberi gambaran secara rinci tentang, latarbelakang, karakteristik yang khas dari kasus, yang kemudian dijadikan suatu yang bersifat umum.
3.3.      Tempat dan Waktu Penelitian, bagian yang menjelaskan dimana saja lokasi penelitian dilaksanakan dan jadwal waktu penelitian seberapa panjang.
3.4.      Teknik Pengumpulan Data, bagian ini menjelaskan bagaimana pengumpulan data dari penelitian dilakukan, seperti menyebarkan angket, mengukur dengan membandingkan sesuatu dengan alat ukur yang telah ditentukan.
3.5.      Variable Penelitian, berisi informasi mengenai variabel-variabel penelitian yang digunakan dan diteliti, yaitu:
a.    variabel bebas/variabel pengaruh (independent variable), faktor atau keadaan yang secara sengaja diubah sehingga dapat diamati;
b.    variabel terikat/variable terpengaruh (dependent variable), faktor atau keadaan yang dipengaruhi sebagai hasil dari suatu perubahan dari variabel bebas;
3.6.      Teknik Analisis Data, bagian ini memberikan deskripsi bagaimana data penelitian dianalisis, biasanya mengunakan uji statistik, atau secara induktif atau interprestasi.

.